Pentingnya mencegah penyakit kusta



 Hai semuanya, apa kabar? Semoga selalu sehat ya! Nah di pembahasan tulisan aku sekarang aku mau tulis tentang penyakit kusta dan cara menanggulanginya.

Kalian udah pada tahu belum kalau penyakit kusta sudah cukup terkenal sejak dulu. Seseorang yang terkena atau mengalami penyakit kusta wajib kita dukung untuk dapat segera sembuh. Kalian hanya perlu menjauhi penyakitnya, bukan orang yang sedang mengalami penyakit itu. Sudah tahukan kalau penyakit kusta terkadang sulit untuk menular . Terkecuali kalian sering melakukan kontak fisik dengan orang tersebut.





Penyakit kusta dapat di tanda dengan munculnya gejala awal yaitu kurang rasa atau hilang rasa, tidak gatal, tidak sakit, tidak berkeringat atau berambut. Jika kalian merasa menemukan gejala ini maka segeralah periksa ke puskesmas terdekat. Jangan lupa ya kalau obat kusta tersedia gratis di puskesmas. Biasanya pada tahap awal penderita kusta tidak merasa terganggu dengan gejala-gejala awal kusta. Yaitu kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu, kadas atau bercak kemerah-merahan.
dr. Riby mengatakan bahwa penting untuk kita mengenali dengan baik seperti apa gejala awal penyakit ini dan dari gejala awal yang muncul bercak putih atau kemerahan yang pada umumnya di sertai dengan mati rasa yang di alami pada kulit. Bahkan tidak dapat merasakan suhu , tekanan, gatal dan rasa sakit. 
Gejala penyakit kusta ini juga di tandai adanya melemah otot, terutama otot tangan dan kaki. Mata juga cenderung kering dan sulit mengkedipkan mata. Terjadi pembesaran saraf yang kerap kali terjadi pembesaran saraf pada siku dan lutut, serta masih banyak lagi gejala penyakit kusta ini. 
Saat adanya gejala penyakit kusta ini muncul maka si penderita diminta untuk tidak mengabaikan begitu saja . Dan segeralah periksakan diri ke Puskesmas agar dapat di tangani dan cepat dan diberikan obat khusus untuk mengobati kusta ini. Tahu kah kalian bahwa pentingnya dukungan dari keluarga dan lingkungan , agar pasien kusta bisa sembuh dan pulih secepat mungkin. Setiap orang yang mengalami kusta sudah pasti sangat membutuhkan dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. Perlu kalian ketahui bahwa kusta tidak dapat menular begitu saja , karena jika seseorang yang sudah terinfeksi bakteri kusta ini jika terus - menerus dengan si penderita dalam waktu yang cukup lama maka melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau duduk dekat bersamaan si bakteri kusta ini tidak mudah terjadi. Mengingat dalam proses bakteri juga butuh waktu yang lama untuk dapat berkembang biak di dalam tubuh si penderita. Ibu Sierli Natar, S.kep (Wasor TB/Kusta Dinas Kesehatan Kota Makassar) menyebut, saat pertama kali penderita memeriksakan diri mereka ke puskesmas dan pada akhirnya tahu bahwa menderita kusta, perasaan mereka shock bukan main. Terselip rasa bersalah dalam diri sembari memaknai penyakit ini sebagai azab padahal sebenarnya bukan. Sampai kemudian mereka menarik diri. Terlebih , pihak keluarga juga turut menjaga jarak dan cenderung menyalahkan si penderita. Sehingga proses pengobatan tak terlaksanakan lantaran stigma negatif . Dan akhirnya si penderita sendirian tanpa adanya pendampingan dari pihak manapun. Hal ini tentu saja sangat disayangkan, karena upaya pencegahan preventif terhadap penularan kusta ini di masyarakat akan makin sulit untuk dijalankan. Itu sebabnya edukasi menyeluruh terhadap seluruh tenaga kesehatan menjadi penting untuk memutus mata rantai penyakit kusta. Dinas Kesehatan mesti terbuka dan siap melayani. Semata- mata agar terlepas dari stigma negatif ini. Menurut ibu Sierli, dengan di dampingi , di rawat dan di lindungi maka kita turut berupaya mendukung penderita kusta untuk bisa segera sembuh . yang paling utama agar si penderita teredukasi dan bisa sembuh dan dapat merawat diri mereka ketika kambuh.  

Penyakit kusta sudah ada dari jaman dahulu kala. Itu sebabnya penyakit kusta merupakan penyakit tertua di dunia yang kehadirannya sudah muncul sejak tahun 600an sebelum Masehi. Penyakit kusta yang bernama Leprae ini tentu saja tidak bisa di sepelekan begitu saja. Dan menular, tapi masih bisa di cegah sedini dan sebaik mungkin. Disamping stigma masyarakat yang terus beredar sejak dulu terhadap penyakit ini justru banyak yang menilai negatif bahkan sebagian besar menganggap bahwa kusta ini kutukan tabu bahkan aib yang membuat keluarga malu. Stigma inilah yang pada saat itu menjadikan penyakit kusta terus ada hingga kini. Bagi para penderita kusta yang belum pernah diobati dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta).  Dalam streaming Talkshiw Ruang Publik KBR dengan topik Dinamika Perawatan Diri dan pencegahan Disabilitas pada Kusta di Lapangan. Dalam topik ini sangat berhubungan erat dengan stigma penyakit kusta yang berkembang di masyarakat hingga saat ini. 


Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Aku Naik Mobil Tanpa Awak di The Breeze BSD City

FWD Launching Platform Digital SME Connect untuk UMKM

Bolu Kukus Nusa Rasa, Kue Rasa Special untuk setiap kebersamaan