XYCLO Galeri Kertas Tour


    Hai teman teman, pada hari minggu kemarin aku berkesempatan berkunjung ke Galeri Kertas di Depok (Studio Hanafi). Disini aku melihat banyak karya seni dari beberapa pemuda kreatif Indonesia.

    Karya pertama dari Ivan Oktavian, ia membuat dua buah karya reruntuhan rumah dari bandung yang pada jaman dahulu sebelum di gusur di kampung halamannya, bobojong. Di gusur karena ada proyek pemerintah (kereta cepat jakarta bandung). Dan ada juga lukisan - lukisan rumah - rumah yang ada di bandung sebelum di gusur. Judul karya Ivan "Rekonstruksi Sentimen" yaitu (puing, foto digital, dan drawing) instalasi, dimensi beragam 2018. Ide karya ini beranjak dari peristiwa pembangunan kereta cepat Jakarta - Bandung dimana negara membeli setengah tanah kampung halaman ia sehingga mau tak mau menggusur rumah - rumah di tanah yang negara beli tersebut. Warga-warga yang notabene lahir dan dibesarkan dirumahnya dikampung itu berangsur-angsur berpindah mencari tempat huni yang baru. Dalam karya ini ia mencoba melakukan rekonstruksi sisa sisa bangunan rumah teman, para tetangganya dan saudaranya dengan cara menggambarnya, yang dalam prosesnya begitu mengundang rasa sentimen yang berlebihan. Rekonstruksi ini memiliki harapan jadi sesuatu yang bersifat nostalgia tentang kampung halaman, bagi dirinya, teman, saudara, dan para tetangganya. Bahwa semua orang punya cerita nostalgia tentang kampung halamannya.
       Ivan Oktavian, lahir dibandung, 17 Oktober 1998. Saat ini menempuh pendidikan Seni Rupa di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Ivan seringkali terlibat dalam aktivitas kesenian di kampusnya.

   Karya kedua adalah kertas yang dibuat rumah kecil dan unik. Gilang Mustofa dengan judul karya "Silang" (Silang Bambu, Kertas Wajik, Cat Poster) instalasi, dimensi beragam 2018. Ide Silang adalah penggambaran tentang pengalaman yang ia dapat di dalam mimpi yang tumbang tindih, narasi yang acak, dan hanya muncul visual benda-benda domestik didalam sebuah ruangan. Menariknya, didalam mimpi itu ia tidak bertemu atau menemukan sosok orang satu pun di sana. Ia berpikir, mungkin bentuk mimpi ini muncul karena sifat ia yang lebih senang menyendiri. Ia tidak mencoba mencari permasalahan apa yang ada didalamnya tetapi ia mencoba bermain dengan objek benda-benda lewat satu komposisi antara memainkan ruang yang nyata dan yang tidak nyata. Lalu, ia tarik pengalaman itu ke dalam sebentuk instalasi rumah sebagai analogi ruang dan objek benda-benda yang menumpuk sebagai analogi dari narasi yang acak dan tumpang tindih.     

    Terinspirasi dari menyadari bahwa dari mimpi yang hadir dan ujarnya karena ia merindukan kampung halaman, ciramaya karawang dekat pantai. Ia mengatakan karena ia juga seorang anak perantau.

   Karya ketiga adalah menghidupan dongeng dongeng yang mulai dihidupkan kembali dengan sebuah cerita dan lukisan, mendung, senyu, gelap. Ini adalah sebuah karya dari Muhamad Raka Septianto. karya Raka ini pernah ditayangkan di qubicle. Bibuat dengan judul "Norb" (16 books paper cuts, lampu LED) instalasi, dimensi beragam 2018.
    Dalam kisah Norb (Mitologi Nordik) yang pada awal kemunculannya di dataran Eropa Utara dongeng itu merupakan kepercayaan masyarakat sebelum kedatangan agama Kristen disana. Mitos itu berisi kisah kisah tentang makhluk supranatural dan tentang penciptaan dunia yang seluruhnya terangkum dalam Edda. Dongeng / mitos tersebut sampai saat ini masih eksis dan sering digunakan sebagai inspirasi bagi film fiksi dan juga beberapa serial Game, yang dalam Norb (Mitologi Nordik) dikenal dengan Sembilan Semesta (nine worlds):
  • Asgard : Dunia para dewa-dewi yang keberadaan mereka dipercaya ada di puncak pohon yggdrasil.
  • Vanaheim : Dunia para vanis.
  • Alfheim : Dunia para elf.
  • Midgard : Dunia Manusia.
  • Jotunheimer : Dunia para jotun atau raksasa.
  • Svartalfheim : Dunia para Svartalfar.
  • Niddhavelir : Dunia para Dwarf.
  • Nilfheim : Dunia bawah tanah.
  • Muspell : Dunia api.
 
    Mitologi Nordik mempunyai keterkaitan dengan beberapa hal yang dapat ditemukan pada zaman sekarang. Nama-nama dewa-dewi Nordik. Dalam pameran kali ini ia tidak secara keseluruhan mengangkat cerita mitologi Nordik tersebut. Tetapi, lebih tepatnya, karya ini lebih untuk menggambarkan setiap negeri kesembilan negara Nordik itu sendiri. Menariknya, dari kesembilan negara itu telah diangkat ke dalam serial game (God of War) yang berlatar belakang mirip dengan legenda Nordik itu.

   Karya keempat adalah dari Jingga Mujiburrahman a.k.a Jinggam. Dibuat dengan judul Koneksi (Visual mapping dan lukisan cat akrilik dan spray paint pada kardus) karena ia lagi mencoba mengaitkan atau mencoba visual mapping dan karena bentuk pola ini sengaja di buat acak karena untuk mengibaratkan manusia yang mempunyai sifat yang random, ia pun mengatakan karena hidup adalah momentum sendiri dan ketika orang lain bersama yang lainnya, semenarik menariknya mereka, mereka berdiri sendiri dan berbeda dengan karya mapping ini semua orang terlihat sama dan berirama. Karya ini merupakan kombinasi antara lukis pada media kardus dengan visual mapping. Kardus sebagai media lukis dipilih untuk menjawab tantangan GaleriKertas, yaitu memanfaatkan kertas sebagai dasar penggarapan karya. Lukisan-lukisan yang ia buat dibentuk dengan pola terpisah dan memiliki jarak antar setiap pola lukisan. Ini untuk menggambarkan setiap individu dengan dunia mereka sendiri, serta adanya jarak untuk menjalin koneksi. Visual Mapping ia garap sebagai media koneksi antara setiap lukisan, yang dimaksudkan guna menggambarkan diri kita sebagai manusia sekaligus sebagai makhluk individual yang bergerak atas dasar diri sendiri. Namun pada kondisi tertentu, masing-masing individu saling butuh individu lain untuk menjadi bagian dari kehidupannya. Sedangkan jarak dan waktu antar setiap individu terkadang jadi penghalang terciptanya koneksi dan komunikasi secara langsung. Maka, media teknologi yang menghubungkan antar-individu muncul sebagai solusi kemudahan komunikasi tanpa rintangan jarak dan waktu. Karya ini hadir untuk merepresentasikan seperti apa kita sebagai manusia saat berdiri sendiri, dan seperti apa kita dengan adanya media teknologi komunikasi dalam koneksi sosial antar-individu. Jinggam, lahir di Bogor, 1 Juni 1994. Lulusan D3 Desain Grafis Polimedia (Politeknik Negeri Media Kreatif) Jakarta tahun 2016. Tinggal diDepok dan berprofesi sebagai desainer grafis dan ilustrator di Expart Club (Merch Illustration Design Studio) dan SMOY (Art and Design).

    Karya kelima adalah dari Kevin Nathaniel ia membuat 187 kertas pesawat dibuat olehnya dan dijahit sendiri. Kalau warna putih ia tidak memiliki warna sendiri karena ia mengatakan hanya ingin terlihat simple. Bagian dari konsepnya telihat putih dan ada sedikit ilusi bayang bayangannya. Memiliki judul Seen/Unseen Known/Unknown (pesawat kertas, benang, pasir dan lampu LED).

    Karya ini hendak merefleksikan pendekatan antropologis dengan mengeksplorasi ruang limial dan interaksi kehidupan sebagai konsepnya. Yang dimaksudkan dengan limial itu sendiri di sini, selain berari ruang limial dalam bentuk (fisik) aktualnya, tapi juga ruang limial di keadaan pikiran manusia. Yaitu tentang bagaimana ketika berhadapan atau mengalami sesuatu hal tertentu individu merasakan keadaan tidak nyaman atau berada dalam suatu situasi yang asing atau berbeda dari pada biasanya. Dan saat dimana kondisi mental seperti di ambang itulah ruang limial berada, yaitu keadaan perasaan di antara kehilangan kesadaran akan kenyataan dan kesadaran yang terperangkap dalam khayal. Karya ini ditampilkan seolah sebuah taman atau area publik dengan berbagai kemungkinan skenario yang sudah dirancang untuk diperlihatkan, dirasakan, dipahami dan dijelaskan dalan berbagai konteks untuk menunjukan bahwa ruang liminal benar-benar memengaruhi kondisi mental setiap individu.

    Karya keenam adalah dari Mba Niko yang menceritakan isi kehidupan sehari hari dan yang lucu lucu namun tak seperti ini ujarnya dan ada beberapa Diorama box yang sangat funny :) memiliki judul An Alterego Minded (7 boks, boneka kertas, 16 ilustrasi) instalasi, dimensi beragam 2018. Awal ide Analogi dari kehidupan sehari - hari dan interaksi antar manusia sering menjadi fokus utama dalan karya-karya nya. Dalam kesehariannya, manusia melakukan berbagai aktivitas dan melalui berbagai macam peristiwa. Hal-hal menarik yang dirasakan mereka kemudian terekam sebagai kesan, dan hal itulah yang lalu menjadi dasar pembentukan karya-karyanya. Dalam setiap karyanya ada tiga warna dominan yang masing masing memiliki arti khusus. Warna hitam dan putih mengartikan masa lalu, sedangkan penggunaan warna merah menjadi analogi aksentuasi karakter dari setiap cerita. Kali ini ia membuat 7 buah diorama. 7 macam kisah didalamnya mewakili 7 hari dalam 1 minggu, yang menggambarkan adanya perubahan suasana hati yang ditimbulkan oleh aktifitas sehari-hari. Sedangkan karyanya yang kedua dipameran ini berupa ilustrasi yanh disusun secara acak, menggambarkan interaksi manusia pada satu lingkup yang sama dan didalam interaksi itu setiap manusia mengalami konflik. Selain itu ada pula instalasi si tangan merah yang melambangkan masalah dan intrik yang dihadapi manusia sehari-hari. Amiiko, lahir 27 Mei 1987, tinggal di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Menempuh Pendidikan di Universitas Paramadina, Fakultas Falsafah dan Peradaban, ilmu komunikasi.

    Karya ketujuh adalah dari Asmoadji yang berjudul "Kamu Yang Mana", (drawing/sketsa tinta pada kertas) instalasi, dimensi beragam 2018. Mereka yang jam jam sibuk namun memaksakan tetap bertumpuk, kamu dimana kakinya? yang mana? karena bertumpuk tumpuk manusia, terbuat dari karton dan lidi . ini adalah karya pertama dari Asmoadji Sketsa ini dibuatnya dimana mana karena ia menyukai seni. Ide karya, terinspirasi dalam transportasi publik Jabodetabek seperti KRL, bus dan angkot-angkot lainnya pada jam-jam sibuk. Orang-orang selalu memaksakan apa oun untuk masuk. Bagaimana caranya pun mereka lakukan walau sudah tidak memungkinkan. Seperti dikejar-kejar waktu. Mereka rela desak-desakan tanpa ada rasa mengalah dan saling memaksakan diri terhadap sesamanya. Situasi ini mengakibatkan tumpukan orang di dalamnya akan menjadi pertanyaan: "Kamu Yang Mana?" Dari gambaran diatas ia membuat sketsa beragam figur penumpang KRL dalam ukuran (mendekati) satu banding satu pada kertas art karton yang ia potong Outline-nya saja dan akan ia gantungkan.    Ada beberapa yang saya tempel di dinding tetapi ia tampilkan bukan seluruh figurnya melainkan hanya separuh bahkan hanya kepalanya. Karena disaat mereka berdesakan mereka akan merasakan kakinya dimana?, badannya dimana?, bahkan kepala dan tangannya di mana? Itulah yang pada akhirnya akan menjadi "Kamu Yang Mana'. Ia juga menambahkan sejumlah sketsa keadaan tersebut yang ia garap pada dinding untuk latar suasananya. Asmoadji lahir di Jakarta, 25 Mei 1995.

     Tentang Galeri Kertas merupakan pameran untuk karya seni visual dan seni rupa yang menggunakan kertas, baik sebagai media, material, atau apapun kemungkinan penciptaan lainnya. Maka, karya-karya yang bisa dihadirkan di Galeri Kertas mulai dari Sketsa, desain komunikasi visual, rancang bangunan, bahkan komposisi not musik, sampul buku, hingga karya tiga dimensi serupa instalasi, patung, topeng, serta segala kemungkinan penciptaan seni visual dan seni rupa yang menggunakan kertas.

    Tentang Studio Hanafi berdiri pada tahun 1999, sebagai komunitas nirlaba-non profit. Awalnya Studio Hanafi merupakan sebuah studio pribadi bagi Hanafi berkarya terletak di bibir sungai Pesanggrahan, Parung Bingung - Depok, Jawa Barat. StudioHanafi memulai langkah berkesenian dengan pertanyaan, dari mana dan hendak kemana?

    Studio Hanafi semacam gerakan sosial untuk menumbuh kembangkan kesenian melalui studi ekologi (mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya) dengan pendekatan kultural. www.studiohanafi.com

Instagram @galerikertas_art #XYCLO #BloggerGalleryTour
*credit photo dok Ibra Aghari .

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Aku Naik Mobil Tanpa Awak di The Breeze BSD City

FWD Launching Platform Digital SME Connect untuk UMKM

Bolu Kukus Nusa Rasa, Kue Rasa Special untuk setiap kebersamaan