Film Ambu, tentang Ibu


 
   






     Jadi kemarin tanggal 1 mei 2019, aku bersama teman teman blogger lainnya hadir di acara presscon dan screening Film Ambu, film ini bercerita tentang Ibu dan kasih sayang nya:)   Pesan moral film Ambu sangatlah kuat. Demikian pula karakter para tokoh-tokoh yang ada di film ini. Pada sosok Ambu Misnah yang diperankan oleh Widyawati kita tidak menemukan karakter monoton yang biasanya tergambar dalam film yang menggambarkan sosok ibu pada umumnya. Sosok dalam film Ambu adalah seorang Ibu yang jutek, tidak merangkul atau menunjukkan kasih sayang pada anak dan cucunya secara nyata dengan jelas serta bersikap tegas terhadap anaknya. Sedangkan tokoh Fatma (Diperankan oleh Laudya Cyntia Bela) adalah sosok anak yang berani menentang orang tuanya demi seorang lelaki yang akhirnya menjadi suami (Diperankan oleh Baim Wong)  dengan syarat  "dibuang" oleh Ibu kandung dan keluarga besar suku asalnya tinggal. Hingga akhirnya Fatma menjadi Ibu dan memiliki anak remaja bernama Nona (Diperankan oleh Luthesa). Fatma setelah menjadi Ibu justru digambarkan sebagai Ibu yang lemah lembut terhadap Ambu dan anaknya yang bersikap tidak ramah terhadapnya.
Tokoh Hapsa (Diperankan oleh Endhita) sangat menghibur penonton karena karakternya sebagai Nenek dengan 5 cucu sangat ceria lengkap dengan kalung emas dan lipstick merah di bibirnya.

Oh iya, latar belakang film ini memang mengambil suku budaya masyarakat Baduy di Lebak Banten. Produsernya Ibu Bupati Lebak yang juga istri dari sang sutradara, Farid Dermawan. Film Ambu merupakan kiprah perdana dari sang sutradara dalam film komersial dan ini merupakan film komersial pertama berlatar suku Baduy. Jadilah film Ambu sebuah film drama yang bertema umum namun tetap berkarakter. Tanpa drama yang berlebihan dan ide sederhana film Ambu dapat memperkaya cerita perfilman di Indonesia, bahkan dapat memberi warna bagi film di tingkat international.
    Menunjukkan sikap protes atau marah bukan berarti harus kurang ajar ke lansia bukan? Memang kemungkinan sikap Nona ingin digambarkan oleh Sutradara betapa sikap Fatma sama seperti sikap Nona terhadap orang tuanya. apalagi Nona awalnya hanya dianggap sebagai tamu di rumah Ambu.
Namun pesan sikap dan perkataan Jaya (Diperankan oleh Andri Mashadi) dalam film ini merupakan sosok ideal seorang pemuda bersikap kepada orang yang usianya lebih tinggi darinya. Perkataan bijak Jaya juga tidak terkesan menggurui.
               
      Menyaksikan Film Ambu saya semakin bersyukur dan sadar bahwa memang kasih sayang Ibu selayaknya semesta walaupun sosok Ibu tidak harus terlihat lemah lembut, tidak membelai manja dan tidak "romantis" terhadap anaknya. Sama seperti Ambu, Almarhumah Ibu saya kadang bersikap jutek terhadap anak-anaknya tetapi perhatiannya terhadap anak-anak, keponakan, cucu dan orang-orang disekitarnya tidak pernah bisa disembunyikan. Seperti halnya Ambu yang tanpa sepengetahuan Fatma, berdua dengan Hapsa berjalan jauh menemui paramedis di puskesmas untuk menanyakan penyakit yang diidap oleh Fatma, Almarhumah Ibu dan banyak Ibu lain juga melakukan perhatian "dari belakang" ke anak-anaknya.

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Aku Naik Mobil Tanpa Awak di The Breeze BSD City

FWD Launching Platform Digital SME Connect untuk UMKM

Bolu Kukus Nusa Rasa, Kue Rasa Special untuk setiap kebersamaan