SILARIANG : CINTA YANG (TAK) DIRESTUI

Satu lagi film layar lebar berlatar budaya Bugis Makassar hadir di perfilman tanah air. Begitu banyaknya nilai - nilai budaya Bugis yang menarik untuk diangkat ke layar lebar yang bisa di tunjukkan ke masyarakat Indonesia, khususnya anak anak muda.
"Dalam beberapa tahun belakangan, ada kegairahan untuk mengangkat isu isu lokal. Bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta atau Jawa. Indonesia terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Sebagian putra daerah, tentu saja saya juga ingin mengangkat nilai - nilai budaya dari kampung halaman saya, Makassar. Dan saya percaya kearifan lokal bakal menjadi kekuatan baru di perfilman Indonesia," ujar Ichwan Persada selaku Produser film ini.
Film yang mengangkat isu yang tak lekang jaman di kalangan Bugis Makassar berkisah tentang cinta dua insan yang tak direstui. Sebuah kisah cinta yang timeless dan selalu relevan untuk diangkat menjadi sebuah cerita menarik, terutama di kalangan anak muda. Begitulah film "SILARIANG: CINTA YANG (TAK) DIRESTUI"  hadir di perfilman tanah air untuk menggambarkan sebuah kisah percintaan yang selalu happening dari masa ke masa. Dan Silariang sendiri merupakan sebuah isu yang tak lekang oleh jaman di kalangan Bugis Makassar.
"Tema 'silariang' bukanlah hal baru di industri kreatif tanah air. Di tahun 70-an, sastrawan terkenal asal Makassar sekaligus peraih Piala Citra, Rahman Arge [Almarhum] sudah mengangkatnya dalam sebuah cerita pendek. Lalu, di tahun 1990-an, Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan juga memproduksi film berjudul "Jangan Renggut Cintaku". Dan film "Silariang: Cinta Yang [Tak] Direstui" menjadi menarik dan segar dari kisah kisah tentang silariang sebelumnya karena mengambil perspektif  dari pelakunya," cerita Ichwan.
Film "SILARIANG: Cinta Yang [Tak] Direstui" merupakan produksi perdana dari rumah produksi asal Makassar, Inipasti Communika bekerjasama dengan Indonesia Sinema Persada, dengan melibatkan sineas-sineas muda Indonesia hasil kolaborasi Makassar dan Jakarta. Sebut saja Wisnu Adi, sebagai sutradara, Kunun Nugroho sebagai co-sutradara, penulis skenario Oka Aurora, Luna Vidya sebagai pengarah peran dan banyak lagi. Sesuai targetnya, yaitu anak muda, dan konsep film yang tak mengangkat budaya Bugis, Film "Silariang: Cinta yang [Tak] Direstui" pun tak lepas menggandeng sederet aktor muda Indonesia, seperti Bisma Karisma, Adania Suri, peraih 2 piala citra, Dewi Irawan, serta aktor lokal berbakat Makassar seperti Nurlela M.Ipa, Muhary Wahyu Nurba, Sese Lawing, Cipta Perdana, Fhail Firmansyah dan didukung sejumlah pemain pemain berbakat Makassar lainnya.  Mempercayakan penyutradaraan film ini kepada  Wisnu Adi bukanlah hal yang sulit bagi Ichwan karena yang sebelumnya Wisnu sudah menyutradarai film Miracle: Jatuh dari Syurga yang diproduseri oleh Ichwan Persada.
Sebelumnya saya sudah dua kali bekerjasama dengan Wisnu Adi di film dokumenter panjang "Cerita Dari Tapal Batas" dan "Miracle : Jatuh dari Surga". Dalam produksi film "SILARIANG: Cinta Yang [Tak] Direstui". Kami mengedepankan konsep kolaborasi. Dalam hal ini, crew profesional berbagi ilmu dengan anak anak muda yang untuk pertama kalinya terjun di produksi film layar lebar. Juga pemain sekaligus peraih 2 piala citra, Dewi Irawan, bisa beradu akting dengan aktor aktris baru yang baru pertama kali mengikuti casting film dan lolos seleksi seperti Nurlela M. Ipa, Sese Lawing, Muhary Wahyu Nurba, Cipta Perdana dan fhail Firmansyah," ujar produser yang sebelumnya juga mempriduseri film Hijaber in Love ini.
Buat wisnu Adi sendiri, awal ditawarkan menyutradarai film "SILARIANG: Cinta Yang Tak Direstui" cukup menarik hatinya. "Kesederhanaan cerita ini menjadi daya tarik tersendiri. Film ini mengangkat realita yang sering terjadi di kehidupan kita. Cerita tentang cinta yang akhirnya menjadi sangat rumit. Cerita tentang keluarga, sosok ibu, perkawinan siri, bibit-bebet-bobot," jelas Wisnu.
Proses produksi Silariang sejak pertama kali riset, penulisan, hunting lokasi, proses latihan di alek Makassar serta syuting film hingga post production menghabiskan waktu yang cukup panjang. Meski tak menyebutkan lokasi spesifik di adegan film, sebagian besar gambar direkam di lokasi wisata eksotis, Rammang Rammang, yang tengah di bidik menjadi primadona pariwisata. Rammang Rammang berjarak sekitar sejam perjalanan dari Makassar.
Dalam pemilihan para pemain, para pembuat film tak memiliki kesulitan dalam proses pemilihan karakter. Sekitar sebulan sebelum syuting, secara intensif para pemain dari Jakarta digojlok untuk melatih di alek Makassar. Untuk karakter Zulaikha yang diperankan oleh Adania Suri juga ada treatment  khusus karena perannya sebagai bangsawan Bugis.
"Dalam mendalami peran dan latihan dialek Makassar, saya butuh waktu 3 bulan. Awalnya sulit luar biasa karena belum terbiasa. Tapi beberapa waktu tinggal disana, lama kelamaan jadi terbiasa. Bahkan, setelah syuting selesai pun madih terbawa logat Makassar," cerita Adania Suri, pemeran Zulaikha.
Sementara bagi Bisma sendiri, proses pendalaman karakter yusuf dalam film ini proses pendalamannya cukup singkat, kok. Cukup dua minggu untuk observasi di Makassar dan proses reading di jakarta. Justru, kondisi dilapangan saat syuting yang berat karena kondisi cuaca di Rammang Rammang yang dratis perubahannya - sebentar hujan, sebentar panas - sehingga membuat kondisi badan saya cukup kewalahan," ungkap Bisma, buka rahasia.
Untuk film ini, Inipasti Communika dan Indonesia Sinema Persada juga memutuskan untuk mengembangkan Intelellectual Property (IP) film ini. Film "SILARIANG: CINTA YANG TAK DIRESTUI" tak hanya berupa film untuk bisa dinikmati oleh masyarakat pecinta film saja, tapi juga beberapa Intelectual Property Product yang tak kalah menariknya. "Kami menerbitkan buku novel yang di terbitkan oleh Coconut Books/Melvana Publishing dan juga official merchandise menarik bekerjasama dengan Tees Indonesia" ujar Prisilla Puspitasari, selaku Eksekutif produser dari Inipasti Communika.
Tak hanya itu, film SILARIANG juga mengeluarkan original soundrack dengan themebsong berjudul "Meski Kau Tak Ingin", yang di nyanyikan oleh Musikmia. Lagu Meski Kau Tak Ingin ini sendiri sudah dirilis dalam format album berjudul Intersisi (2016) dan di produksi Sony Music Entertaiment Indonesia (SMEI). Selain di jual secara fisik, versi digitalnya juga bisa didapatkan di berbagai platform. Film SILARIANG ini akan tayang beredar di bioskop diseluruh Indonesia mulai 18 Januari 2018

Comments

  1. Silakan berkunjung kesini juga:

    http://www.blogger-eksis.my.id/2018/01/film-tentang-cinta-yang-terbentur-adat.html

    -terima kasih-

    ReplyDelete
  2. Naah seneng nih kalo udh nonton film, dgn latar kota2 bagus di indonesia.. Melihatnya aja lgs pengen jalan2 :) ..sayang pas ke makasar dulu, aku ga sempet ke rammang2nya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Akhirnya Aku Naik Mobil Tanpa Awak di The Breeze BSD City

FWD Launching Platform Digital SME Connect untuk UMKM

Bolu Kukus Nusa Rasa, Kue Rasa Special untuk setiap kebersamaan