Memperingati Hari Kanker Sedunia



Selfie bersama rekan blogger


    Hai teman-teman semuanya, apakah kalian tahu bahwa setiap tanggal 4 Februari 2020 diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Penetapan ini berdasarkan Piagam Paris (Charter of Paris) tanggal 4 Februari 2000 pada pertemuan World Summit Against Cancer for the New Millenium. Sejak tahun 2006 hari kanker sedunia diselenggarakan di seluruh dunia untuk mengkampanyekan perang melawan kanker secara global. Kampanye hari kanker sedunia ditujukan untuk mencegah jutaan kematian akibat kanker dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kanker, mendorong pemerintah dan semua orang untuk mengambil tindakan pencegahan kanker. Hari kanker sedunia merupakan kesempatan yang baik untuk menyebarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat termasuk media. Setiap tahunnya 9 juta orang meninggal karena kanker, dan angka kematian tersebut akan terus meningkat hingga 17 juta orang di tahun 2030. UICC berkomitmen untuk mengurangi beban kanker didunia dengan menyampaikan pesan melalui Deklarasi Kanker Dunia. Ada 9 target call to action yang harus dicapai di tahun 2025 dengan tujuan utama untuk mengurangi angka kematian kanker sebanyak 25% ditahun 2025.
✔ Memperkuat sistem kesehatan untuk mengontrol kanker secara efektif.
✔ Mengukur beban kanker dan dampak kanker disemua negara.
✔ Mengurangi paparan faktor risiko kanker.
✔ Pemberitaan mengenai vaksinasi HPV & HBV secara universal.
✔ Menurunkan stigma dan menghasilkan mitos tentang kanker.
✔ Akses universal untuk deteksi dini kanker.
✔ Meningkatkan akses untuk layanan di seluruh asosiasi peduli kanker.
✔ Tersedianya pengontrol sakit dan manajemen stres secara universal.
✔ Meningkatkan edukasi dan pelatihan untuk para profesional kesehatan.

        Aku bersama teman-teman blogger lainnya hadir dalam Pertemuan Sosial Media Influencer dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Hotel Manhattan, Kuningan Jakarta Selatan. Turut hadir pembicara yang hebat yaitu Direktur P2PTM dr. Cut Putri Arianie, MHKes , Prof Dr dr Soehartati A Gondhowiardjo, Sp.Rad(K)OnkRad , dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak.

          Kanker paru adalah tumor ganas paru yang berasal dari saluran nafas atau epitel bronkus. Kanker paru merupakan kasus kanker terbanyak pada laki-laki dan urutan ke 4 terbanyak pada perempuan. Kanker ini merupakan penyebab kematian utama baik laki-laki & perempuan. -Penelitian di 100 RS di Jakarta. Lebih dari 20% kematian kanker disebabkan karena merokok, dan sekitar 70% kematiannya diakibatkan oleh kanker paru. Gejala Kanker Paru ditahap awal tidak menyebabkan gejala apapun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai suatu tahap tertentu. Berikut gejala awal yang timbul :
✔ Batuk-batuk dengan/tanpa dahak.
✔ Batuk darah.
✔ Sesak Nafas.
✔ Suara Sesak.
✔ Sakit dada.
✔ Sulit/Sukar menelan.
✔ Benjolan dipangkal leher.
✔ Sembab muka dan leher kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.
  Gejala tidak khusus seperti : 
✔ Berat badan berkurang.
✔ Nafsu makan hilang.
✔ Demam hilang timbul.
✔ Sindrom paranegolastik.
    Faktor Risiko Kanker Paru
85-95% penyebab utama dari kanker paru-paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Biasanya kanker paru dialami oleh laki-laki diatas usia 40 tahun, perokok atau pasif dan bekerja atau tinggal dilingkungan dengan paparan karsinogen tinggi. Selain itu, ada beberapa faktor lain penyebab kanker paru sebagai berikut:
✔ Faktor usia (diatas 40 tahun)
✔ Jenis kelamin : pria lebih sering terkena kanker paru.
✔ Faktor genetik (riwayat kanker paru dalam keluarga)
✔ Perokok aktif/pasif.
✔ Radon.
✔ Polutan indoor (asap dapur, asbes)
✔ Polutan Outdoor (asap kendaraan, mesin atap industri, kebakaran hutan dan lahan)
✔ Penyakit Paru Kronik.
✔ Karsinogen di lingkungan keja.
         Pencegahan utama penyakit kanker paru menghindari faktor risiko kanker paru dengan berhenti merokok dan menghindari asap rokok, pilih menu makanan sehat, dan berolahraga secara teratur. Deteksi dini kanker paru stadium dini biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas, Deteksi dini paling muda untuk mengetahui gejala kanker paru adalah dengan melakukan foto rontgen paru. Namun saat ini telah ada pemeriksaan deteksi dini kanker paru yang lebih akurat dengan metode MSCT Low Dose (Multi Slice CT Low Dose).

         Kanker Leher Rahim atau kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada jaringan leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim dan menonjol ke puncak liang senggama. Setiap 2 menit didunia l, 1 orang perempuan meninggal karena kanker leher rahim. Lebih dari 500 ribu perempuan terdiagnosa kanker leher rahim dan angka kematiannya sebesar 310 ribu perempuan. Di Asia terdapat 315 ribu kasus perempuan yang terdiagnosa kanker leher rahim dan angka kematiannya sebesar 168 ribu perempuan. Di Indonesia setiap 1 jam 2 orang perempuan meninggal karena kanker leher rahim. Terdapat lebih dari 32 ribu perempuan yang terdiagnosa kanker leher rahim dan angka kematiannya sebesar 18 ribu perempuan -GLOBOCAN 2018. Kanker leher Rahim merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia, dengan kasus baru sebesar 23,4 per 100.000 penduduk. -GLOBOCAN, 2018.
      Gejala Kanker Leher Rahim pada stadium dini, seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas namun, pada stadium lanjut, muncul gejala-gejala yang harus diperiksa lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker, yaitu:
✔ Haid tidak teratur.
✔ Nyeri Panggul.
✔ Nyeri saat berhubungan seksual.
✔ Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan terkadang bercampur darah seperti nanah.
✔ Pendarahan spontan tidak pada masa haid/diantara menstruasi.
✔ Pendarahan pada masa menopause.
      Faktor Risikonya? Kanker Leher Rahim disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV). HPV mudah ditularkan melalui kontak seksual.
✔ Menikah/mulai melakukan aktifitas seksual diusia muda (<20 tahun).
✔ Berganti-ganti pasangan seksual.
✔ Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan.
✔ Riwayat infeksi didaerah kelamin atau radang panggul (IMS).
✔ Perempuan yang melahirkan banyak anak.
✔ Merokok/terpapar asap rokok (perokok pasif).
✔ Memiliki riwayat keluarga dengan kanker.
✔ Kurang menjaga kebersihan alat kelamin.
✔ Adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya.
✔ Penurunan kekebalan tubuh misalnya karena HIV/AIDS dan penggunaan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang.
   Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dilakukan dengan metode pap smear atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetant (IVA). Tes ini perlu dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun yang bertujuan untuk menemukan lesi prakanker dan mengetahui adanya perubahan sel dapat dileher rahim.
 Keuntungan melakukan IVA adalah sebagai berikut :
✔ Merupakan pemeriksaan yang sederhana, mudah, cepat, dan hasil dapat diketahui langsung.
✔ Tidak memerlukan sarana laboratorium dan hasilnya segera dapat diketahui.
✔ Dapat dilaksanakan di Puskesmas bahkan mobil keliling yang dilakukan oleh dokter umum dan bidan.
✔ Jika dilakukan dengan kunjungan tunggal (single visit approach), IVA dan krioterapi akan meminimalisasi klien yang hilang (loss) sehingga menjadi lebih efektif.
✔ Cakupan deteksi dini dengan IVA minimal 80 % selama lima tahun akan menurunkan insidens kanker leher rahim secara signifikan (WHO, 2006).
✔ Sensitifitas IVA sebesar 77% (antara 56-94%) dan spesifitas 86% (antara 74%-94%) (WHO, 2006).
✔ Skrining kanker leher rahim dengan frekuensi 5 tahun sekali dapat menurunkan kasus kanker leher rahim 83,6% (IARC, 1986).
      Pencegahan Penyakit Kanker Leher Rahim, pencegahan utama adalah menghindari faktor risiko kanker leher rahim terutama dengan melakukan vaksisnasi HPV, menghindari perilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun). Selain itu juga menghindari asap rokok (aktif&pasif), menindak lanjuti hasil pemeriksaan IVA/Pap Smear yang hasilnya positif.

     Kanker Pada Anak Batasan umur anak sesuai dengan Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 yaitu adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Ada 6 jenis kanker pada anak yang tersering yaitu :
1. Leukemia
2. Retinoblastoma
3. Neuroblastoma
4. Limfoma Malignum
5. Osteosarkoma
6. Karsinoma Nasofaring
        Deteksi dini Kanker pada Anak, hingga kini, dari sekian banyak kanker yang dapat ditemui pada anak, baru satu jenis yang dapat dideteksi dini secara dini, yakni kanker bola mata atau dikenal dengan istilah Retinoblastoma . Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mewaspadai gejala kanker pada anak mengingat bahwa baru ada satu jenis kanker pada anak yang dapat dideteksi dini. Deteksi dini untuk Retinoblastoma dinamakan : "TES LIHAT MERAH". Pemeriksaannya bisa dilakukan seorang tenaga kesehatan yang telah dilatih sebelumnya di PUSKESMAS/FKTP. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut oftalmoskop. TES LIHAT MERAH dapat dilakukan mulai dalam usia 2 bulan pertama oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan dan perawat). 
      Gejala Dan Tanda Kanker Tersering Pada Anak Leukemia : Pucat, Demam tanpa sebab yang jelas, Pendarahan kulit, Nyeri tulang, Lesu, berat badan turun. Karsinoma Nasofaring : Gejala nasofaring : Ingus bercampur darah, mimisan, hidung tersumbat. Gejala telinga: Telinga terasa penuh, berdengung, nyeri telinga. Gejala mata dan saraf: Penglihatan ganda Pembesaran kelenjar getah bening di leher.
   Osteosarkoma : Nyeri tulang, lebih terasa malam hari atau setelah beraktivitas. Pembengkakan, kemerahan dan teraba hangat pada daerah dimana terasa nyeri tulang. Terjadi gejala patah tulang setelah aktifitas rutin bahkan tanpa trauma Gerakan terbatas pada bagian yang terkena kanker.
      Retinoblastoma Leukokoria / Refleks mata kucing Strabismus (juling) Mata merah, nyeri Buphthalmos (kornea mata membesar), selulitis (peradangan jaringan bola mata) Penglihatan buram.
      Neuroblastoma Benjolan di perut, Kebiruan disekitar mata.
       Limfoma Malignum Benjolan (>2 cm) tanpa rasa nyeri dan cepat membesar, Sesak nafas, Demam, Keringat malam, Lemah, Lesu.

       Kanker Kolorektal Didunia, diperkirakan kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga terbanyak dengan jumlah kasus baru sebanyak 23,6/100.000 penduduk atau 1,8 juta dan menyebabkan 861 ribu kematian. -Globacan, 2018. Di Indonesia, kasus baru kedua tertinggi pada pria adalah kanker kolorektal, yaitu 12,1 per 100 ribu penduduk.
       Gejala Kanker Kolorektal Gejala yang dialami saat kanker kolorektal pertama muncul adalah sebagai berikut.
1. Perubahan pola defeksi seperti diare, konstipasi, atau pengecilan feses yang tertahan hingga berhari-hari.
2. Buang Air Besar (BAB) yang tidak tuntas.
3. Pendarahan pada feses.
4. Kram atau nyeri perut.
5. Lemah dan lemas.
6. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
          Faktor Risiko Kanker Kolorektal terdapat dua faktor risiko yang bisa mengakibatkan penyakit kanker kolorektal, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, dan faktor risiko yang bisa di ubah.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti:
✅ Usia > 50 tahun.
✅ Riwayat menderita polip.
✅ Riwayat menderita infeksi usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron).
✅ Riwayat polip atau pun kanker usus besar dalam keluarga.
✅ Faktor genetik.
✅ Faktor ras dan etnis.
    Faktor risiko yang dapat diubah berasal dari pola hidup yang tidak sehat meliputi:
✅ Konsumsi berlebih daging merah dan daging olahan.
✅ Diet tidak seimbang dan kurang serat.
✅ Kurang aktivitas fisik.
✅ Obesitas.
✅ Konsumsi rokok dan paparan asap rokok.
✅ Konsumsi alkohol secara berlebihan.
✅ Menderita penyakit gangguan pencernaan yang berulang.
✅ Diabetes Melitus tipe 2.

         Pencegahan penyakit kanker Kolorektal dapat dicegah dengan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, seperti:
✅ Pola makan sehat.
✅ Pertahankan berat badan sehat.
✅ Berhenti merokok dan hindari asap rokok dari orang lain.
✅ Rutin berolahraga.
✅ Kurangi konsumsi alkohol.
          Deteksi dini kanker kolorektal: kanker kolorektal dapat ditemukan lebih awal melalui pemeriksaan deteksi dini, dengan cara menunjukkan polip atau pertumbuhan prakanker untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Deteksi dini kanker kolorektal dilakukan dengan menggunakan metode:
1). Pemeriksaan Kondisi Anus.
2). Test darah samar pada feses.
3). Kadar CEA (Pertanda Tumur) dalam darah.
4). DNA feses.
5). Penapis tumor M2-PK dari feses.

    Tentang Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) memiliki fokus dalam mengendalikan penyakit-penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit diabetes melitus dan penyakit metabolik, penyakit kanker dan kelainan darah, penyakit paru kronis dan gangguan imunologi, serta gangguan indera dan fungsional. Setiap fokus penyakit tersebut ditangani oleh masing-masing Subdirektorat.

     

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya Aku Naik Mobil Tanpa Awak di The Breeze BSD City

FWD Launching Platform Digital SME Connect untuk UMKM

Bolu Kukus Nusa Rasa, Kue Rasa Special untuk setiap kebersamaan